Kenapa memilih Fikom Uniga? Mungkin
ini adalah pertanyaan yang akan di berikan seseorang setelah pertanyaan ”Kuliah
dimana”. Pada awalnya saya sudah terdaftar/ sudah di terima di UPI jurusan
B.Indonesia melalui jalur SNMPTN Undangan, meskipun pada awalnya saya lebih
menargetkan untuk masuk Fakultas Hukum di UNPAD
tetapi apalah daya mungkin sudah nasib saya untuk tidak kuliah disana,
lalu kenapa saya tidak mengambil kuliah di UPI padahal sudah di terima apalagi
melalui jalur SNMPTN undangan?. Pada awalnya saya sangat senang bisa di terima
di jurusan yang saya pilih yaitu B.Indonesia yang saya pilih tetapi setelah
saya memberitahukan pada orang tua, mereka tidak menyetujuinya padahal pada
awalnya orang tua saya memberikan saya kebebasan untukmemilih jurusan yang saya
pilih tetapi setelah saya di terima kenapa malah dilarang, itu benar
benarmembuat saya sedih. Lalu saya pun mencoba mengikuti jalur SNMPTN Tulis
dengan tulis ke UNPAD tetapi saya tidak lulus juga, lalu saya di suruh untuk
mengikuti USM di UNPAS jurusan Hukum dan saya masuk tetapi karena itu bukanlah
kemauan saya, saya tidak mengambilnya karena saya tidak mau menjalani apa yang
bukan pilihan dan kemauan saya.
Setelah
beberapa waktu saya merehatkan pikiran saya, saya mencoba mengikuti tes AKPOL
(Akademi Kepolisian) karena saya piker siapa tahu saya masuk, tetapi ternyata
baru tes pertama saja saya sudah gugur. Setelah itu saya mulai berfikir uyntuk
kuliah di garut saja lalu saya mulai memilih Universitas dan jurusan yang saya
pikir saya sukai dan cocok untuk saya, yang pertama adalah Teknik Komputer di
STTG dan Ilmu komunikasi di UNIGA. Tetapi karena saya berpikir ingin sedikit
berjauhan dengan yang namanya hitung menghitung
akhirnya saya memilih Ilmu Komunikasi di UNIGA lalu sayapun mengikuti
tes dan akhirnya sayapun masuk di Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Garut
yang pada awalnya tidak saya rencanakan. Pada awal mengikuti perkuliahan saya
merasa kurang semangat meskipun itu adaha pilihan saya tetapi tidak di
rencanakan tetapi setelah saya rasakan ternyata apa yang tidak saya rencanakan
ini mungkin adalah jalan terbaik untuk saya.